2.1.5 PENILAIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
Posted by: Agnesa
Nurwindia on: Januari 17, 2009
PENILAIAN PERTUMBUHAN
Pertumbuhan merupakan indikator penting dalam menilai status
kesehatan anak, karena dapat mempengaruhi kualitas hidup anak, oleh sebab itu
pertumbuhan perlu dipantau secara berkala. Pertumbuhan adalah bertambahnya
ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti bertambahnya ukuran
fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan.
Pemeriksaan dan pengukuran pertumbuhan dapat dilakukan dengan
berbagai cara, yaitu secara klinis yang dilakukan dalam pelayanan medis maupun
secara antropometris. Pemeriksaan secara klinis bertujuan untuk membuat
diagnosis tentang pertumbuhan dan status gizi anak dalam keadaan sehat maupun
sakit. Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan
pemeriksaan penunjang yang meliputi pemeriksaan laboratorium, radiologi serta
antropometri. Pada saat ini terdapat beberapa baku antropometri, berikut di
bawah ini merupakan langkah-langkah menilai pertumbuhan menggunakan baku NCHS
tahun 2000 yang kemudian ditampilkan oleh CDC sehingga dikenal sebagai kurva
pertumbuhan CDC 2000.
Langkah
Persiapan
1. Alat ukur
·Timbangan berat badan
Beam balance untuk anak kurang dari 2 tahun, setelah
umur tersebut digunakan timbangan injak atau electronic.
·Ukuran panjang / tinggi badan
Untuk anak kurang dari 2
tahun digunakan infantometer, sedangkan apabila lebih dari 2 tahun
digunakan stadiometer atau microtoise
·Pita ukur lingkar kepala menggunakan pita ukur
lingkar kepala yang tidak melar.
A.
Kurva
standard pertumbuhan dari CDC 2000
Langkah
Pelaksanaan
1.
Prosedur
Pengukuran Berat Bayi
a.Dilakukan oleh 2 orang, yaitu orang pertama mengukur berat bayi
sambil menjaga anak agar tidak jatuh dan orang kedua mencatat hasil pengukuran.
b.Bayi dalam keadaan tanpa pakaian atau hanya menggunakan popok
yang kering.
c.Tempatkan bayi di tengah alat timbangan.
d.Lakukan pembacaan dengan ketelitian 0,01 kg.
2.Prosedur Pengukuran Panjang Bayi
a.Bayi hanya menggunakan popok. Sepatu dan hiasan kepala harus
dibuka.
b.Bayi diletakan di tengah alat pengukur.
c.Dilakukan oleh 2 orang, yaitu orang pertama memegang kepala bayi
agar menempel pada ujung papan ukur ang tidak dapat digeser, posisi kepala
lurus dengan pandangan vertical ke atas dalam Frankfort horizontal
plane. Orang kedua meluruskan kedua tungkainya dengan telapak kaki menempel
pada papan pengukur yang dapat digeser.
d.Lakukan pembacaan dengan ketelitian 0,1 cm.
1.
Prosedur
Pengukuran Lingkar Kepala
a.Topi, hiasan rambut, atau hiasan lainnya yang akan mengganggu
pengukuran harus dilepaskan.
b.Bayi lebih nyaman dalam dekapan orangtua.
c.Ukur lingkaran kepala atau lingkaran occipital-frontal yaitu
lingkaran kepala terbesar melalui belakang kepala (occiput) dan sebelah
atas alis mata.
d.Lakukan pembacaan dengan ketelitian 0,1 cm.
1.
Prosedur
Pengukuran Berat Anak / Remaja
a.Timbangan sebaiknya diletakan di ruangan tertutup.
b.Pakaian dilepaskan, hanya menggunakan pakaian dalam saja.
c.Anak / remaja berdiri tegak di tengah alat timbangan.
d.Lakukan pembacaan dengan ketelitian 0,01 kg.
1.
Prosedur
Pengukuran Tinggi Anak / Remaja
a.Anak / remaja dengan berdiri tegak menempel pada alat stadiometer atau microtoise tanpa
alas kaki.
b.Hiasan di kepala dilepas.
c.Pandangan lurus ke depan.
d.Anak diintruksikan untuk menarik nafas dalam-dalam.
e.Mata pengukur sejajar dengan puncak kepala.
f.Geser alat ukur ke bawah hingga sedikit menekan kepala.
g.Lakukan pembacaan dengan ketelitian 0,1 cm.
Langkah
Penilaian
A.Hitung Umur Anak
Cara menghitung umur
anak adalah dengan cara mengurangi tanggal pemeriksaan terhadap tanggal lahir.
Contoh :
Tanggal
pemeriksaan 10 Mei 2004: 2004 05 10
Tanggal lahir 23 Juni 2002 : 2002 06 23
Umur kronologis:
1 10 17
Umur kronologis anak
adalah 1 tahun, 10 bulan, 17 hari dan diplot sebagai 22 ½ bulan.
Menghitung Umur Anak
yang Lahir Prematur
Untuk bayi prematur, dalam mengukur berat dan panjang badan serta
lingkar kepala, harus digunakan umur koreksi sampai anak berusia 2 tahun. Untuk
bayi prematur dengan berat kurang dari 1000 gram, umur koreksi digunakan sampai
anak berusia 3 tahun. Cara menghitung umur koreksi adalah dengan cara
mengurangi umur kronologis terhadap jumlah minggu prematur.
Contoh :
Bayi Lina lahir pada
tanggal 20 Desember 2002, lahir dengan umur gestasi 33 minggu, dengan berat
lahir 2000 gram.
Tanggal
pemeriksaan 5 Juli 2004: 2004 07 05
Tanggal
lahir 20 Desember 2002: 2002 12 20
Umur kronologis:
1 06 15
Prematur 7
minggu:
01 21
Umur koreksi:
1 04 24
Umur anak adalah 1
tahun, 4 bulan, 24 hari dan diplot pada 16 ½ bulan.
B.Plot ke dalam Kurva Pertumbuhan CDC
2000
Gunakan kurva pertumbuhan berdasarkan umur, tinggi, berat, lingkar
kepala dan jenis kelamin sesuai dengan kebutuhan.
Kurva pertumbuhan CDC
ditampilkan sebagai :
Jenis
Kelamin
|
Umur
|
Kurva
|
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
|
Lahir sampai 36 bulan
Lahir sampai 36 bulan
Lahir sampai 36 bulan
Lahir sampai 36 bulan
Lahir sampai 36 bulan
Lahir sampai 36 bulan
Lahir sampai 36 bulan
Lahir sampai 36 bulan
2 sampai 20 tahun
2 sampai 20 tahun
2 sampai 20 tahun
2 sampai 20 tahun
2 sampai 20 tahun
2 sampai 20 tahun
|
Berat terhadap panjang
Berat terhadap umur
Panjang terhadap umur
Lingkar kepala terhadap umur
Berat terhadap panjang
Berat terhadap umur
Panjang terhadap umur
Lingkar kepala terhadap umur
IMT terhadap umur
Berat terhadap umur
Tinggi terhadap umur
IMT terhadap umur
Berat terhadap umur
Tinggi terhadap umur
|
Ket :
IMT (BMI) : Indeks Massa Tubuh (Body
Mass Index)
|
C.Nilai Hasil Pertumbuhan
Dalam menilai
pertumbuhan diperlukan beberapa kali pengukuran untuk melihat arah pertumbuhan.
Pada neonatus sebaiknya pengukuran dilakukan pada minggu pertama, ke-2 dan
ke-4, selanjutnya dianjurkan melakukan pengukuran antropometri satu kali setiap
bulan.
Berikut di bawah ini
beberapa criteria yang digunakan untuk menilai adanya masalah dalam pertumbuhan
:
Sumber
|
Indikator
|
Batasan
|
Institute of Medicine, 1996
WIC
CDC
WHO, 1995
Medical Practice, 1999
Medical Practice, 1999
|
Panjang terhadap umur
Tinggi terhadap umur
Berat terhadap panjang
Berat terhadap tinggi
Panjang terhadap umur
Tinggi terhadap umur
Berat terhadap panjang
IMT terhadap umur
IMT terhadap umur
Panjang / tinggi terhadap umur
Berat terhadap tinggi
Berat terhadap umur
Berat terhadap panjang
Panjang terhadap umur
Berat terhadap umur
Panjang terhadap umur
Tinggi terhadap umur
|
Persentil ke-5
Persentil ke-10
Persentil ke-5
Persentil ke-2,3 (-2 SD)
Persentil ke-5
Arah pertumbuhan ke bawah
melampaui persentil semula.
|
PENILAIAN PERKEMBANGAN
Perkembangan anak
menggambarkan peningkatan kematangan fungsi individu, dan merupakan indikator
penting dalam menilai kualitas hidup anak. Oleh karena itu perkembangan anak
harus dipantau secara berkala. Bayi atau anak dengan resiko tinggi terjadinya
penyimpangan perkembangan perlu mendapat prioritas, antara lain bayi prematur,
berat lahir rendah, bayi dengan riwayat asfiksia, hiperbilirubinemia, infeksi
intrapartum, ibu diabetes mellitus, gemelli, dll.
Dokter anak sedikitnya
harus menguasai skrining perkembangan dengan metode Denver II.
Langkah Persiapan
1.Formulir Denver II
2.Benang
3.Kismis
4.Kerincingan dengan gagang yang kecil
5.Balok-balok berwarna dengan luas 10 inci
6.Botol kaca kecil dengan lubang 5/8 inci
7.Bel kecil
8.Bola tennis
9.Pinsil merah
10.Boneka kecil dengan botol susu
11.Cangkir plastic dengan gagang / pegangan
12.Kertas kosong
Langkah
Pelaksanaan
Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak umur
1.Personal Social ( sosial personal )
Penyesuaian diri dengan
masyarakat dan perhatian terhadap kebutuhan perorangan.
2.Fine Motor Adaptive ( motorik halus adaptif )
Koordinasi mata –
tangan, memainkan dan menggunakan benda-benda kecil.
3.Language ( bahasa )
Mendengar, mengerti dan
menggunakan bahasa.
4.Gross Motor ( motorik kasar )
Duduk, jalan, melompat
dan gerakan umum otot besar.
Pencatatan Hasil
1.Koreksi faktor prematuritas. Tarik garis umur dari garis paling
atas ke bawah dan cantumkan tanggal pemeriksaan pada ujung atas garis umur.
2.Semua uji coba untuk setiap sektor dimulai dengan uji coba yang
terletak di sebelah kiri garis umur, kemudian dilanjutkan sampai kanan garis
umur.
3.Pada setiap sektor dilakukan minimal 3 uji coba terdekat di
sebelah kiri garis umur serta tiap uji coba yang dilalui garis umur.
4.Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu uji coba pada
langkah 3( “gagal”; “menolak”; “tidak ada kesempatan” ), lakukan ujicoba
tambahan ke sebelah kiri pada sektor yang sama sampai anak dapat melewati 3 uji
coba.
Skor
Penilaian
Skor dari tiap uji coba
ditulis pada kotak segi empat. Uji coba dekat tanda garis 50%.
P : Pass /
Lewat. Anak melakukan uji coba dengan baik, atau ibu / pengasuhanak memberi
laporan ( tepat / dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukannya ).
F : Fail / Gagal.
Anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik atau ibu / pengasuh anak memberi
laporan (tepat) bahwa anak tidak dapat melakukannya dengan baik.
No : No Opportunity / tidak ada
kesempatan. Anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada
hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai pada uji coba dengan tanda R.
R : Refusal /
Menolak. Anak menolak untuk melakukan uji coba. Penolakan dapat dikurangi
dengan mengatakan kepada anak apa yang harus dilakukan, atau menanyakan kepada
anak apakah ia dapat melakukannya ( uji coba yang dilaporkan oleh ibu /
pengasuh anak tidak di skor sebagai penolakan ).
Interprestasi Penilaian Individual
1.Lebih ( Advanced )
Bilamana seorang anak
lewat pada uji coba yang terletak di sebelah kanan garis umur, maka dinyatakan
bahwa perkembangan anak lebih pada uji coba tersebut.
2.Normal
Bila seorang anak gagal
atau menolak melakukan uji coba di sebelah kanan garis umur.
3.Peringatan ( Caution )
Bila seorang anak gagal
atu menolak uji coba yang dilalui garis umur terletak pada atau antara
persentil ke-75 dan 90.
4.Keterlambatan ( Delay )
Bila seorang anak gagal
atau menolak melakukan uji coba yang seluruhnya terletak di sebelah kiri garis
umur.
5.Tidak ada kesempatan ( No Opportunity )
Uji coba yang dilaporkan
orangtua.
Intervensi
Denver II
1.Normal
Bila tidak ada
keterlambatan dan atau paling banyak satu caution. Lakukan ulangan
pada kontrol berikutnya.
2.Suspek
Bila didapatkan ≥ 2
peringatan dan / atau ≥ 1 keterlambatan. Lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu
untuk menghilangkan faktor sesaat seperti rasa takut, keadaan sakit atau
kelelahan.
3.Tidak dapat diuji
Bila ada skor menolak
pada ≥ 1 uji coba yang terletak di sebelah kiri garis umur atau menolak pada
> 1 uji coba yang ditembus garis umur pada daerah 75 – 90 %.
4.Uji ulang dalam 1 – 2minggu
Bila pada uji ulang
didapatkan hasil yang mencurigakan atau tidak dapat diuji, maka pikirkan untuk
merujuk anak tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar